Sabtu, 13 April 2013
TUGAS 2 TEKHNOLOGI SISTEM INFORMASI
Perkembangan teknologi komputer di
perbankan
Semakin
majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi
berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya
melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang
disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih
mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang
sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah
banyak diterapkan bank.
Dalam
dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa seperti :
-
Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
-
Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
-
Penggunaan Database di bank – bank.
-
Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan
adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih
hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah
dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting),
dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file.
Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan
internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang
memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada
dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction
(e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan
bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual
menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak
perbankan
Lembaga
keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif
dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi
computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi
pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas
jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara
otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan
internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis
teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM),
berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer
system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi
teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada
decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk
membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun
struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban
kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek
pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas
pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan
teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik
sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi
untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan
informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga
dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin
kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi
TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan
digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang
perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan
ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini
memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan
ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan
kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang
akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan
memberikan nilai tambah terhadap bank.
Sebagai
contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat
atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang
menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal
ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan
tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut
menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan
nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria
pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank
secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1.
Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis
dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan
memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi
juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya
AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya
relative kecil.
2.
Keluwesan (Flexibility)
Operasional
bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah
di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa
diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap
bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau
informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel
dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya
berbeda.
3.
Sistem Keamanan
Sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system
keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah;
serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan
fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4.
Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian
mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software
tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan
proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang
dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan
perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat
mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan
memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5.
Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data
atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan
mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas
tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang
bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan
setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggung jawabkan.
6.
Aspek Pemeliharaan
Kinerja
software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi
ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak
sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan
ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi
atau pengembangan software.
7.
Source Code
Software
perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga
menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah
atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas
tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank
mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman
aslinya atau source code.
8.
Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan
antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Trend Produk Sistem Informasi
Perbankan
Saat
ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
- Tabungan
- Deposito
- Giro
- Kartu Debit
- Kartu Kredit
- Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
Trend Transaksi
Jenis
transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang
memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang
berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai
gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai
fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah
transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan
kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi
lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
- Mengecek saldo
- Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
- Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
- Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line Banking
Seperti
ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin
lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi
bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu
oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.
Saat
ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan
Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan
transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan berbasis
on-line seperti:
- Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
- Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
- Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan
tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang
dimiliki oleh setiap Bank.
Ketersediaan Teknologi dan
Dampaknya
Perkembangan
teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu
oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi
Telematika.
Paradigma
diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri
perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi
sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi
serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati
ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan
pertumbuhan bisnisnya.
Berikut
diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan
jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan
setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen
operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan
International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang
dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas
mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan
komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat
bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi
kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya
(private network).
C. Extranet
Jaringan
komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk
saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan
pelaku bisnis lainnya.
D. World Wide Web (www)
Entitas
yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas
dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links
“hypertext”.
Dengan
entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat
mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet,
walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e- commerce
Merupakan
aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan
setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara digital ke
perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya
saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar
keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus
dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and processing
Menjamin
tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace),
Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai
pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line
payment
Fasilitas
internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli
ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya
(e-fulfillment).
Fasilitas
ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail,
pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e- retail
Forrester
Research, November 2000 mengatakan,
penjualan ritel melalui internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini
membuktikan jalur internet telah memantapkan diri sebagai perantara penjualan
dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya
kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan
model bisnis
b. Disain
situs WEB
c. Pengembangan
dan manajemen kontent
d. Kemitraan
dan aliansi
e. Akusisi
pelanggan
f. Desain
rantai persediaan
g. Model
pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana
skalabilitas
i. Integrasi
dan eksekusi balik layar (back end)
j. Cara
mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi
jangka panjang
Beberapa
hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional :
1.
Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2.
Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3.
Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan
permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4. Kemantapan
eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga
menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada
5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1. Kesempurnaan
operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas
upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan
dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap
proses.
3. Menciptakan
kerjasama baru
4. Mengolola
kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi
hal-hal tak terduga
Tercapainya
kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam mengimplementasikan strategi
rantai persediaan, antara lain menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan
dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar
mencapai kesempurnaan e-retailing.
G. e- government
Sistem
informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah.
Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H. e- resourches
Suatu
bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi
Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih diimplementasikan dibidang kelautan,
dimana Pemerintah selaku pemegang hak pengelolaan membuat situs Internet
tentang seluruh kandungan kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil
dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan
bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara
on-line ke Bank.
I. LAN –sharing
Merupakan
teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan bersama-sama
baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan pembatasan-pembatasan
penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan data base masing-masing
pengguna.
J. Portal
Pintu
gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk pencarian, bertukar
informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to date hingga melaksanakan
transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh
inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling
terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan
yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas bukan hanya
mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak manfaat dalam menata
ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai
alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan
yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.
Tabel
di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi yang langsung
berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi perusahaan.
Enterprise
Solutions Framework
4. Perusahaan Terextensi
|
Transaksi
Pelanggan dan PenyuplaiPenjualan dan transaksi lainnya secara online
|
Komunikasi
MarketingBerhubungan dengan pemegang saham di luar
|
Pembangunan
EkosistemPengoperasian aliansi, pasar, kelompok yang berminat
|
Sistem
untuk menghadapi pasarMenggunakan cyberspace sebagai ruang bisnis utama
|
|
EXTRANET
|
|||||
3.Perusahaan
Terintegrasi
|
Sistem
Data dan Aplikasi perusahaanMembangun database dan aplikasi perusahaan
|
Komunikasi
seluruh perusahaanMendorong komunikasi fungsi-silang
|
Manajemen
Pengetahuan PerusahaanMeningkatkan
Modal
intelektual dan praktek-praktek terbaik
|
Inovasi
Proses PerusahaanMerekayasa ulang proses bisnis
|
|
2.Kelompok
kerja terotomasi
|
Sistem
Data dan Aplikasi Kelompok kerjaMembangun database dan aplikasi departemen
|
Komunikasi
Kelompok kerjaMendorong komunikasi fungsi-silang
|
Kolaborasi
Kelompok KerjaMampu melakukan penemuan dan pembuatan keputusan secara
kolektif
|
Inovasi
Proses Kelompok kerjaMemperbaiki pelaksanaan dan pengendalian alur kerja
|
|
INTRANET
|
|||||
1. Individu
yang berkompeten diberdayakan
|
Pembuatan,
Akses dan Penggunaan DataMampu melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses
data pemakai
|
Akses
dan Otorisasi InformasiMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi
informasi
|
Pelatihan,
Pendidikan dan KeahlianMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi
keahlian
|
Integrasi
Alur kerjaMemastikan integrasi ke dalam sistem alur kerja
|
|
A.
DATA
|
B.
INFORMASI
|
C.
PENGETAHUAN
|
D.
PEKERJAAN
|
||
Terstruktur
|
Tidak
Terstruktur
|
Tidak
Terstruktur
|
Terstruktur
|
||
·
Sistem
Informasi Perbankan Syariah
Dalam
melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang teknologi
informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat
aplikasi khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang
ada diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli
salam. Dan sudah menjadi sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah
aplikasi teknologi perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi
yang lain ( Zachman, John A., A framework in information systems
Architecture, New York: IBM Systems Journal 26, No.23, 1999 ). Tetapi
seorang ahli teknologi informasi Eropa menerangkan bahwa aplikasi yang baik
harus memenuhi beberapa persyaratan penting dan saling berhubungan, yaitu:
a.
Sifat Operasional Aplikasi ( Product Operation )
Untuk
melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah berhubungan
dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan arsitekturnya. Seorang
pakar Inggris bernama McCall merumuskan kualitas Product Operation sebagai
berikut:
1. Correctness, yaitu
s ejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users. Dalam
hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis
(business requirement ). Dalam hal ini mereka harus
mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara arsitektur bank
konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu
kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan
ketelitian yang akurat;
3. Efficiency yaitu
seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling berkaitan
untuk memudahkanuser membuat turunan produk, interfacing antar
modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin
dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu
sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat
dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang
dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor
ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari,
menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan aplikasi dalam menjalani perubahan
( Product Revision )
Dalam
perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik dari sisi
strategi maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena itu ada
beberapa faktor pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu
usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan ( error )
maupun usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu
usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi
yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu
usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai
dengan kebutuhan bisnis (business requirement ), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap
lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan
TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai
dari operating system yang hampir setiap tahun
mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery
channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk
mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery
channel merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah perbankan dunia menuju sistem
Cyber Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu
dilakukan pengujian terhadap aplikasi, apakah aplikasi yang bersangkutan
sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi lain dalam platform yang berbeda
(Inter-operability), baik secara langsung maupun dengan perantara perangkat
lain (middleware).
Aplikasi
pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk melakukan
pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk mengolah data
yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi dan lebih akurat
sehingga tidak akan mengalami human error atau redudansi data. Aplikasi ini
juga didukung dengan teknologi internet agar dapat diakses secara online oleh petugas
dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam
bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun website
khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan kemudahan kepada
nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang perbankan
syariah maupun produk-produknya.
·
Dampak
Teknologi Informasi Dalam Dunia Perbankan
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak,
dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran
teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang
diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam
dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat
dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi
bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan
untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini,
khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada
customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end
nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA
mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar
yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan
sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata,
tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di aplikasi core
bankingnya.
Memang
kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya
teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh
vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor
pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita
tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi
tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena
mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas
ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang
dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan
kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi
yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk
memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang
mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai
contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank
Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko
kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di
salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan
kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank sehingga hal
tersebut dapat terhindarkan.
Operasional
yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi
dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang
berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar
bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para
nasabah umumnya dalam melakukan transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau
tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin
bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem
yang terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan
suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang
memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut
hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah
dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu
sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi
terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan,
apakah sumber daya manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem
teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang
bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam
dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan
bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun
masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih
karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari
arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari
banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang
banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya
sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya
digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih
canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya
untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI
kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak
channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan
lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk
baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan
ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke
nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat
terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk
memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan
tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah
bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang
bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu,
bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak
mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena
masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan
yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk
masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di
sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market instruments relatip lebih
mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi
produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan
di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua layanan
jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah yang
memerlukan.
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/04/perkembangan-teknologi-komputer-di-perbankan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar